MANOKWARI, KALAWAI NEWS.COM,- Rasa haru bercampur bahagia menyelimuti hati Septivilius Rikiyanto Wabia, putra asli Tambrauw kelahiran Samfarmun, 3 September 1999 tatkala mendengar kabar dirinya lolos sebagai salah satu perwakilan pemuda Indonesia yang akan mengikuti program kerjasama pertemuan pemuda Asia Tenggara yang diinisiasi oleh Pemerintah Jepang.
Program yang bertajuk ‘The Ship For Southeast Asian and Japanese Youth Program’ ini merupakan hasil kerjasama Pemerintah Jepang dan Indonesia yang akan berlangsung selama 38 hari di Vietnam dan dilaksanakan di atas Kapal Nippon Maru.
Septivilius panggilan akrabnya menceritakan tidak pernah terbayangkan akan lolos menjadi salah satu peserta program pertukaran pemuda sampai di tingkat internasional. Pasalnya selain sulit dan banyak persaingan peserta yang mengikuti tes diseleksi ketat mulai dari tingkat provinsi hingga seleksi di tingkat nasional.
Namun akhirnya penantian dan perjuangan itu berbuah manis, pasca dirinya menerima surat pemberitahuan dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia (KEMENPORA) jika dirinya dinyatakan lolos. Ia meyakini niat, perjuangan, kesabaran dan doa tidak akan sia – sia.
“Saya meyakini bahwa segala sesuatu itu jika memang itu sudah ditakdirkan untuk kita pasti tidak akan kemana – mana,” kata putra bungsu pasangan Almarhum Barend Wabia dan Almarhumah Neta Wabia, kepada KALAWAI NEWS, Manokwari, Selasa (13/8/2024).
Kendati tumbuh besar sebagai anak Yatim – Piatu, Septivilius mengaku kondisi itu tidak menjadi penghalang baginya untuk mengejar mimpi dan cita – citanya.
Terlahir sebagai anak kampung yang kehidupannya jauh dari kilau gemerlap hidup kota, tekadnya untuk belajar dan bisa berprestasi memacu dirinya untuk bekerja keras menggapai ilmu di bangku pendidikan.
“Kita juga bisa bersaing dengan pemuda lainnya apa pun kondisi kita tidak dapat menghalangi tekad dan cita – cita kita ke depan,” urai Alumni SMA Katolik Villanova, Manokwari angkatan 2015/2016.
Septivilius melanjutkan misi kebudayaan yang akan dibawa ke Vietnam. Bersama 15 pemuda perwakilan Indonesia lainnya. Dia akan dipertemukan bersama perwakilan pemuda dari 10 negara Asia Tenggara yang terpilih.
Saat ini, diakuinya seluruh persiapan pemberangkatan telah selesai. Mulai dari paspor dan visa telah diurus sehingga ia memastikan keberangkatan menuju Jakarta pada 30 Oktober 2024 hingga 4 November 2024 untuk masa karantina. Setelah itu lalu diberangkatkan menuju Vietnam untuk mulai mengikuti program.
“Sebagai anak kampung asli Tambrauw, ini adalah pengalaman pertama saya mewakili Indonesia di ajang internasional. Saya berharap banyak pemuda/pemudi dapat mengikuti jejak saya mengikuti program ini di tahun depan,” beber lulusan SMP Negeri 8 Amberbaken, Tambrauw.
Di akhir sesi wawancara, Septivilius Rikiyanto Wabia meminta agar pemuda/pemudi asli Papua tidak boleh takut untuk bermimpi. Dia bahkan mengajak agar setiap pemuda/pemudi yang berasal dari kampung harus membuat mimpi dan mimpi itu dikejar. Apa pun tantangan dan resikonya mimpi tidak pernah boleh padam.
“Jangan takut bermimpi, karena hanya mimpilah yang mampu membuat kita bertahan dalam hidup yang semakin keras ini,” pungkas alumni SD YPK 07 Van Hasel, Wefiani, Amberbaken, Tambrauw.
[Yohanis Ajoi/KN 01]