

SORONG, KALAWAI NEWS.COM,- Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya bersama Badan Pusat Statistik [BPS] Provinsi Papua Barat menggelar kegiatan Pelatihan Petugas Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan [SNLIK] tahun 2026 bertempat di Hotel Aston, Sorong, Selasa [25/11/2025]. Pelatihan ini dilakukan sebagai tahap persiapan awal sebelum pelaksanaan SNLIK di Papua Barat dan Papua Barat Daya.

SNLIK telah dilaksanakan sejak 2024 dan merupakan kolaborasi OJK dan BPS untuk menghasilkan nilai estimasi pada level nasional. SNLIK sendiri diselenggarakan di 120 kabupaten/kota di 34 provinsi se Indonesia dengan jumlah responden mencapai 10.800 mulai periode Januari – Februari 2026.
Pelaksanaan SNLIK bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, evaluasi program literasi dan inklusi keuangan, dan bahan perencanaan program literasi dan inklusi keuangan pada tahun berikutnya.
Kepala OJK Papua Barat dan Papua Barat Daya, Budi Rahman yang diwakili Kepala Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen, Keuangan Daerah dan Layanan Managemen Strategis, Ferdian Ario mengungkapkan tujuan pelatihan agar menyamakan persepsi petugas terhadap pemahaman konsep dan definisi operasional serta variabel yang ditanyakan dalam survei.
“Dalam Undang-undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional [RPJPN], sektor keuangan menjadi salah satu dari 45 indikator utama pembangunan. Sektor keuangan diarahkan menjadi sumber pembiayaan yang dalam, inovatif, efisien, stabil dan inklusif. Inklusi keuangan menjadi salah satu indikator utama pembangunan dalam RPJPN 2025 – 2045 yaitu dengan target sebesar 98%. Oleh karena itu juga, dilaksanakan SNLIK setiap tahun,” ujar Ferdian.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Ir Merry M.P menegaskan agar petugas lapangan memahami kuesioner, buku pedoman, dan showcard yang menjadi panduan sehingga pertanyaan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh responden dan jawabannya akan memberikan informasi yang utuh dan mencerminkan kondisi sebenarnya.
Merry juga memberikan apresiasi atas kolaborasi dan kerjasama yang terjalin antara OJK dan BPS sehingga dapat mewujudkan kualitas data tetap terjaga dan memberikan gambaran kepada masyarakat tentang kondisi literasi dan inklusi keuangan Indonesia.
[Yohanis Ajoi/KN 01/Rilis/AMDG]
