TAMBRAUW, KALAWAI NEWS. COM, – Belum adanya proses penyelesaian kasus hukum meninggalnya Almarhum Moses Yewen antara aparat TNI di Ibukota Distrik Fef, Kabupaten Tambrauw. Masyarakat dan keluarga besar Tambrauw melakukan aksi protes dengan memalang pintu masuk posko Satgas Yonif 623 Fef.
Tokoh Adat Distrik Fef, Hans Baru menyatakan pihaknya menuntut proses penyelesaian kasus meninggalnya Almarhum Moses Yewen diselesaikan secara transparan. Pasalnya sampai saat ini tidak ada keterbukaan terkait meninggalnya almarhum. Selain itu juga, ia menyesalkan terkait status para pelaku yang terkesan disembunyikan oleh TNI.
“Persoalan penganiayaan kepada almarhum tidak ada kejelasan terkait kepastian hukum pada aparat TNI YONIF 762. Lantas kenapa mereka datang lagi padahal masyarakat bersama DPR dan Bupati sudah bersepakat untuk menolak kehadiran Satgas 762,” ujar Hans.
Hans melanjutkan dampak dari aksi kekerasan kepada Almarhum Moses Yewen berdampak pada terlantarnya anak dan istri yang ditinggalkan. Selain itu, tanah yang menjadi tempat berdirinya posko juga belum terbayarkan baik oleh TNI maupun pemerintah.
“Kami hanya menuntut kejelasan dan kepastian hukum atas meninggalnya Almarhum Moses Yewen. Kenapa sampai saat ini belum selesai dan kemudian didatangkan lagi personil BKO baru ke Fef. Inikan luka lama belum selesai malah buat luka yang baru,” ujar Hans.
Pihaknya mengancam apabila tidak ada tindakan tegas atau pengembalian pasukan maka wilayah Distrik Fef akan dilumpuhkan baik pemerintahan maupun ekonomi.
“Rencana senin kami lumpuhkan tapi karena hari raya kami undur ke hari Selasa. Apabila tidak ada tanggapan serius dari pimpinan Satgas dan pemerintah,” pungkasnya. [AJOI/KN 01]